Senin, 31 Maret 2014

jawa cina madura nggak masalah



ANALISIS PERSEPSI DALAM CERPEN JAWA, CINA, MADURA
NGGAK MASALAH. YANG PENTING RASANYA
KARYA M SOIM ANWAR

OLEH
ANDI BAGUS CAHYADI
NIM : 10-520-0062


UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014



A.    PENDAHULUAN
Dalam kajian ilmu psikologi dikenal istilah persepsi. Persepsi merupakan proses akhir dar pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan.
Berikut ini pengertian persepsi dari beberapa ahli:
  • Pengertian Persepsi Menurut Bimo Walgito: Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
  • Pengertian Persepsi Menurut Maramis: Persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancaindranya mendapat rangsang.
  • Pengertian Persepsi Menurut Desirato: Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pesan dapat dikatakan sebagai pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
  • Pengertian Persepsi Menurut Joseph A. Devito: Persepsi ialah proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Jadi, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun di dalam diri individu.

1.      Proses Terbentuknya Persepsi
Proses pembentukan persepsi diawali dengan masuknya sumber melalui suara, penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia, diterima oleh indera manusia (sensory receptor) sebagai bentuk sensation. Sejumlah besar sensation yang diperoleh dari proses pertama diatas kemudian diseleksi dan diterima. Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu, motivasi, dan sikap.
Sensasi yang diperoleh dari hasil penyaringan pada tahap kedua itu merupakan input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian sensation. Dari tahap ini akan diperoleh sensation yang merupakan satu kesatuan yang lebih teratur dibandingkan dengan sensation yang sebelumnya. Tahap keempat merupakan tahap penginterpretasian seperti pengalaman, proses belajar, dan kepribadian. Apabila proses ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir berupa Persepsi.
2.      Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Sekarang kita juga akan mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Vincent ( Manajemen Bisnis Total, 1997, hal 35):
  1. Pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.
  2. Keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
  3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi seseorang.

3.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
Yang pertama, Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
  • Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
  • Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
  • Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
  • Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
  • Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
  • Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
Kedua Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
  • Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
  • Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
  • Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
  • Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
  • Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.




B.     PEMBAHASAN
Pada kumpulan cerpen yang berjudul Asap Rokok di Jilbab Santi  karya M.Soim Anwar penulis akan menganalisis cerpen yang berjudul Jawa, Cina, Madura, nggak masalah. Yang penting rasanya dari segi teori Persepsi di mana proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun di dalam diri individu seperti pada judul yang penulis analisis yaitu
“Jawa, Cina, Madura, nggak masalah. Yang penting rasanya” (Soim: 2009:177)
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang judul, apalagi judul tersebut, seperti rasa yang mempunyai arti dalam KBBI yaitu tanggapan indera terhadap syaraf seperti panas, dingin, manis, pahit dan lain-lain. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah dalam Jawa, Cina, dan Madura mempunyai rasa baik itu rasa pahit, manis, maupun asam namun dalam judul tersebut menunjukkan yang terpenting adalah rasanya jadi persepsinya adalah berbagai macam sepeti
1.      Orang-orang Jawa, Cina, dan Madura mempunyai rasa kesopanan, tingkah laku yang berbeda beda ataupun sama dalam rasa bertingkah laku, kesopanannya dan sebagainya. Berarti dilihat dari persepsi seseorangnya.
2.      Persepsi selanjutnya yaitu tentang sexsualitas yang terjadi pada rasa seorang Jawa, Cina, dan Madura berbeda-beda karena rasa seorang apalagi suku, budaya, bahkan darimana dia berasal mungkin juga sangat mempengaruhi rasa.
3.      Makanan dari Jawa, Cina, dan Madura yang mempunyai kesamaan seperti mereka sama-sama memakan nasi, daging ataupun yang lainnya.
Namun dalam keadaannya pada persepsi di atas tidak jelas apabila menganalisias dari sebuah judul saja, tidak mengenai isi dari judul tersebut. Dari judul tersebut terdapat beberapa yang menjadikan pemikiran kita menjadi tabu dan mungkin juga pemikiran kita menjadi tahu apa yang di maksud dengan judul tersebut. Banyak persepsi-persepi seperti pada kutipan di bawah ini
“Sudah terlalu lama saya diminta untuk melayani hajat ini. Saya tak dapat menolak. Setiap dia menghendaki saya harus memenuhinya. Saya tak mau ramai-ramai dengan perkara begituan”. (Soim: 2009:177)
Pada kutipan diatas terjadi beberapa persepsi yang mengundang dalam pemikiran penulis miungkin juga pada seorang pembaca misalkan pada kata hajat yang beraerti dalam bahasa Indonesia adalah maksud atau keinginan yang merujuk pada kata begituan persepsi seseorang akan menimbulkan berbagai pengertian yaitu melakukan suatu perbuatan biasanya pada kata begituan merujuk pada hubungan antara suammi dengan istri atau hubungan sex. Di jelaskan jukan pada kutipan diata dengan menggunakan kata tidak mau ramai-ramai yang mempersepsikan pada sepia tau tidak dengan orang lain.
Namun, dengan keadaan yang berbeda persepsi tersebut muncul yaitu pada kutipan di atas adalah suruhan seorang istri terhadap suaminya yang dimana seorang suami tidak ingin keadaan menjadi ramai atau gaduh dengan keadaan suruhan yang di tujukan pada seorang istri, dengan sambungan pada kutipan di bawah ini
“ketika tubuh terasa capai karena musim panas hingga mengeluarkan banyak kkeringat, saya berusaha menolak perintahnya. Tapi istri saaya bereaksi cukup keras” (Soim: 2009:178)
Pada kutipan di atas persepsi-persepsi semakin menemukan titik yang sangat terang dimana kutipan di atas menunjuuk pada sebuh perintah sang tidak di setujui seorang suami yang mungkin mengakibatkan perkelahian ataupun per cek-cokan antara suami dengan istri.
Persepsi lain menunjuk pada seorang suami yang mungkinn takut pada istrinya dengan alasan tertentu misalkan
1.      Seorang istri tersebut galak, mudah marah, atau sensitif
2.      Seorang suami terlalu lemah sehingga menjadi orang yang harga dirinya di injak-injak oleh seorang suami
3.      Seorsng suami memilih untuk mengalah dari pada terjadi perselisihan di dalam rumah tangganya
4.      Seorang suami pendidikan dan penghasilan di dominasi seorang istri mengakibatkan seorang suami menjadi seorang pesuruh dan lain-lain
Persepsi-persepsi tersebut menunjukkan pada kutipan selanjutnya, seperti
“mau enaknya saja, tukasnya. Aku tambah lebih capek
“mestinya itu urusanmu. Saya membalas
“malu, saya membalas pelan”
“begituan malu. Kasep. Tega-teganya istri di suruh sendirian”
“kebanyakan perempuan melakukannya sendiri”
“tiap hari kok melatani melulu dan selalu di bawa suami. Sesekali di atas biar sedikit leluasa bergerak”
“Sesekali aku juga perlu istirahat” (Soim: 2009:178)

Pada beberapa kutipan di atas menunjukkan persepsi yaitu seorang istri terlalu pemarah atau galak tengan nada keras seperti pada kutipan enaknya saja seorang istri membentak seorang suami dengan di teruskan kalimat Aku tambah lebih capek menunjukkan juga bahwa seorang istri adalah pekerja keras dan persepsi lain di tunjukkan pada kelemahan seorang suami yang di tunjukkan pada kalimat malu, saya membalas pelan mengapa mesti malu terhadap seorang istri yang notabene adalah seorang perempuan yang dinikahinya yang sah sebaiknya keadaan tersebut adalah keterbalikan seperti pada kalimat tiap hari kok melatani melulu dan selalu di bawa suami. Sesekali di atas biar sedikit leluasa bergerak menunjukkan bahwa penyesalan sorang suami akibat terlalu di atur dan di perbudak oleh istri persepsi-perspsi tersebut menunjukkan betapa kasiahnnya seorang suami terhadap istri yang berplikaku individualis dan seenaknya saja, mungkin juga persepsi lain menunjukkan bahwa seorang isrti mempunyai peranan penting dalam rumah tangga misalkan anak, pekerjaan, dan lain-lain.

“Katanya pingin yang cantik?” (Soim: 2009:179)
Pada kutipan di atas menunjukkan persepsi penulis mungkin juga persepsi pembaca bahwasanyya seorang suami tersebut dalam cerpen tersebut adalah melakukan apa saja demi mendapatkan istri yang “mungkin” sempurna. Yang mana pada kutipan di atas di akhiri dengan tanya berarti menanyakan keinginan seorang suami terhadap istrinya meskipun istri tersebut ngomel atau ngedumel. Dengan penjelasan kutipan dibawah ini
“Demi istri” (Soim: 2009:179)
Menunjukkan persepsi bahwa kecintaannya pada seorang istrinya. Perspsi tersebut mengingatkan pada kalimmat demi cinta apapun dilakukan meskipun mati sekalian, hidup bersama matipun bersama meskipun juda persepsi tersebut sampai sekarang belum ada yang mempraktikkannya samahalnya pada kalimat demi cinta dengan demi istri apapun dilakukannya.
Kemudian pada kutipan
“tak seberapa lama datang seorang lelaki mendekati saya. Dia tersenyum sambil mendekatkan mulutnya ke telinga saya.
“Jawa, Cina, Madura, nggak masalah. Yang penting rasanya...lelaki itu berbisik”. (Soim: 2009:179)

Pada kutiapan di atas terjadi beberapa persepsi antara lain seorang yang baru di kelalnya menawarkan barang, dan barang itu berbentuk benda hidup atau pun benda mati namun dilihat dari persepsinya seorang penjual tersebut adalah penjual benda hidup entah itu etnis Jawa, Cina, dan etnis Madura yang dengan menawarkan dengan cara Dia tersenyum sambil mendekatkan mulutnya ke telinga saya atau dalam persepsinya adalah berbisik supaya yang lain atau tidak mendengarnya. Persepsi tersebut menunjuk pada seseorang etnis keturunan Jawa, Cina, dan etnis Madura seperti di jelaskan pada kutipan di bawah ini

“dijamin puas, Om. Kulitnya kuning mulus, dan bersih. Montok lagi..., dia merayu kembali sambil manggut-manggut” (Soim: 2009:180)
Seperti yang di jelaskan di atas bahwasannya persepsi tersebut adalah seoarng yang mempunyai kulit kuning mulus dan dia berperawakan montok mungkin juga ia dari Jawa, Cina, dan juga dari Madura dan juga di jelaskan pada kutipan
“suka njajan di luar ya?”
“kalau yang ada di rumah kan sudah biasa. Laki-laki tiap hari keluar rumah. Cari selingkuh, katanya enteng” (Soim: 2009:180)
Persepsi tersebut diperjelas pada kutipan di atas dengan kata njajan yang berarti sukanya membeli dalam hal ini adalah perempuan dengan di persepsikan lagi dengan kata selingkuh yang ada pada kutipan di atas dan semakin jelas pria yang baru di kenalnya adalah orang yang menawarkan seseorang baik itu Jawa, Cina, maupun Madura yang di pentingkan adalah rasa dari seseorang tersebut dalam melakukan hubungan.
Dalam beberapa kutipan dari awal sampai pada kutipan di atas menunjukkan bahwa persepsi yang dituju adalah seorang perempuan yang menghiraukan dari mana dia berasal entah asalnya dari Jawa, Cina, maupun dari Madura yang penting dia mempunyai rasa, entah rasa itu pahit, manis, asam hanya individu yang merasakannaya. Namun cerpen tersebut belum berakhir banyak persepsi-persepsi yang muncul seperti pada kutipan di bawaha ini
“kata-kata itu pula yang saya bisikan kepada istri begitu tiba di rumah. Kontan dia membelalak hingga matanya kelihatan bundar. Kedua pipi saya dipegangnya dan di goncang-goncang” (Soim: 2009:182)
Pada kutipan diatas menunjuk pada persepsi bahwa seorang suami yang saking cinta dan sayangnya sampai-sampai bercerita sesuatu hal yang mungkin tidak di lakukan oleh seorang laki-laki lain namun pada tokoh si suami tersebut malah sebaliknya ia bercerita terhadam istrinya yang mengakibatkan pipinya digoncang-goncang. Dengan di lanjutkan dengan kutipan
“pakai membanding-bandingkan dengan Cina dan Madura segala” (Soim: 2009:182)
Persepsi tentang perbandingan di jelaskan pada kutipan di ata antara Cina maupun Madura terjadi adanya kecemburuan terhadap suaminya. Berarti dengan tindakan tersebut seorang istri masih mempunyai cinta kasih terhadap seorang suami bukan hanya disuruh, dimarahi, dibentak seenaknya sendiri terbukti dengan kutipan diatas. Kemudian pada kutipan
“menurut juru parkir.........
“mungkin juga dia tak punya modal” (Soim: 2009:182-184)

Pada kutipan di atas persepsi menujukkan juga keluguan dan kepercayaan seseorang yangbaru  ia temui dan ia tanyai seperti pada kata menurut persepsi lain muncul apakah itu memang benar-benar terjadi atau fakta atau hanya karangan seorang si juru parkir dan belum tentu kenyataannya. Pada kutipan di bawah ini sama halnya dengan kutipan selanjutnya yang membedakannya hanyalah pada tamparan yang tidak mengenai karena di tahan oleh sang suami
“Dengan cepat tangan kanannya di angkat dan mau di tamparkan ke mulut saya. Saya dengan sigap menangkap pergelangannya.” (Soim: 2009:185)
Pada kutipan di atas menunjukkan terjadinya kekeransan yang mungkin kaluau seorang suaminya tidak sigap dengan keadaan tersebut seorang suami terkena tamparan seorang istri tersebut. Persepsi tersebut adalah memuncaknya kesabaran seorang istri terhadap suaminya. Mana mungkin bila seorang itu benar ia melakukan perbuatan yang tidak menyrnangkan seperti menampar dan lainnya, karena dalam kutipan sebelumnya istrinya mengungkapkan kata kecemburuannya terhadap suaminya berarti seorang istri masih sayang terhadap seorang suaminya.
Namun berbeda dengan kutipan di baawah ini saking mungkin malu dan sayangnya terhadap suaminya seorang istri mendorong sampai suaminya  menabrak kursi seperti pada kutipan di bawah ini
       “Spontan perempuan itu bangkit dan mendorong saya. Karena tidak siap, saya terdorong ke belakang dan jatuh ketika menabrak kursi”. (Soim: 2009:186)
Beberapa persepsi-persepsi diatas semuanya meruncing dengan kutipan di bawah ini
“kue pastel? Katanya sambil mendongak kearah saya” (Soim: 2009:186)
Persepsi tersebut adalah seabuah makanan yaitu kue pastel yang mungkin juga penjualnya adalah seorang Cina dan siapapun penjualnya tidak masalah persepsi lain muncul untuk Jawa maupun Maduranya adalah kebetulan kebanyakan pedagang yang ada di daerah sekitar situ adalah seorang Madura yang berdomisili di Jawa.
C.    SIMPULAN
Pada dasarnya persepsi itu muncul karena ada reaksi si pembaca dengan adanya kalimat-kalimat yang mungkin tabu menjadi persepsi berikutnya, begitu juga seperti pada kumpulan cerpen yang berjudul Asap Rokok di Jilbab Santi  karya M.Soim Anwar penulis akan menganalisis cerpen yang berjudul Jawa, Cina, Madura, nggak masalah. Yang penting rasanya dari segi Persepsi di mana proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian. Namun banyak yang menggunakn kalimat-kalimat yang mungkin tabu namun di kemas dalam keadaan humor namun mendalam dengan kehidupan rumah tangga sehari-hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar