ANALISIS
PERSEPSI DALAM CERPEN JAWA, CINA, MADURA
NGGAK MASALAH. YANG PENTING RASANYA
KARYA M SOIM
ANWAR
OLEH
ANDI BAGUS CAHYADI
NIM : 10-520-0062
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014
A.
PENDAHULUAN
Dalam kajian ilmu psikologi dikenal istilah persepsi.
Persepsi merupakan proses akhir dar pengamatan yang diawali oleh proses
pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian ada
perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari
tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari
dapat mengerti tentang lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang keadaan
lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri
individu yang bersangkutan.
Berikut ini
pengertian persepsi dari
beberapa ahli:
- Pengertian Persepsi Menurut Bimo Walgito: Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
- Pengertian Persepsi Menurut Maramis: Persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancaindranya mendapat rangsang.
- Pengertian Persepsi Menurut Desirato: Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pesan dapat dikatakan sebagai pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
- Pengertian Persepsi Menurut Joseph A. Devito: Persepsi ialah proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Jadi, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang
melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu
mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada
di luar maupun di dalam diri individu.
1. Proses
Terbentuknya Persepsi
Proses pembentukan persepsi
diawali dengan masuknya sumber melalui suara, penglihatan, rasa, aroma atau
sentuhan manusia, diterima oleh indera manusia (sensory receptor)
sebagai bentuk sensation. Sejumlah besar sensation yang diperoleh dari proses
pertama diatas kemudian diseleksi dan diterima. Fungsi penyaringan ini
dijalankan oleh faktor seperti harapan individu, motivasi, dan sikap.
Sensasi yang diperoleh dari hasil
penyaringan pada tahap kedua itu merupakan input bagi tahap ketiga, tahap
pengorganisasian sensation. Dari tahap ini akan diperoleh sensation yang
merupakan satu kesatuan yang lebih teratur dibandingkan dengan sensation yang
sebelumnya. Tahap keempat merupakan tahap penginterpretasian seperti
pengalaman, proses belajar, dan kepribadian. Apabila proses ini selesai
dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir berupa Persepsi.
2. Faktor
yang Mempengaruhi Persepsi
Sekarang kita juga akan mengetahui beberapa faktor
yang mempengaruhi persepsi menurut Vincent ( Manajemen Bisnis Total, 1997, hal
35):
- Pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.
- Keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
- Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi seseorang.
3. Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Persepsi
Pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor
Internal dan Faktor Eksternal.
Yang
pertama, Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor
yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
- Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
- Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
- Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
- Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
- Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
- Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
Kedua Faktor
Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan
obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah
sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana
seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi persepsi adalah :
- Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
- Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
- Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
- Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
- Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
B.
PEMBAHASAN
Pada
kumpulan cerpen yang berjudul Asap Rokok
di Jilbab Santi karya M.Soim Anwar penulis
akan menganalisis cerpen yang berjudul Jawa,
Cina, Madura, nggak masalah. Yang penting rasanya dari segi teori Persepsi
di mana proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh
perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati
tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun di dalam diri individu
seperti pada judul yang penulis analisis yaitu
“Jawa, Cina, Madura, nggak masalah. Yang penting
rasanya” (Soim: 2009:177)
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda
tentang judul, apalagi judul tersebut, seperti rasa yang mempunyai arti dalam
KBBI yaitu tanggapan indera terhadap syaraf seperti panas, dingin, manis, pahit
dan lain-lain. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah dalam Jawa, Cina, dan Madura
mempunyai rasa baik itu rasa pahit, manis, maupun asam namun dalam judul
tersebut menunjukkan yang terpenting adalah rasanya jadi persepsinya adalah
berbagai macam sepeti
1.
Orang-orang
Jawa, Cina, dan Madura mempunyai rasa kesopanan, tingkah laku yang berbeda beda
ataupun sama dalam rasa bertingkah laku, kesopanannya dan sebagainya. Berarti
dilihat dari persepsi seseorangnya.
2.
Persepsi
selanjutnya yaitu tentang sexsualitas yang terjadi pada rasa seorang Jawa,
Cina, dan Madura berbeda-beda karena rasa seorang apalagi suku, budaya, bahkan
darimana dia berasal mungkin juga sangat mempengaruhi rasa.
3.
Makanan dari
Jawa, Cina, dan Madura yang mempunyai kesamaan seperti mereka sama-sama memakan
nasi, daging ataupun yang lainnya.
Namun dalam keadaannya pada persepsi di atas tidak
jelas apabila menganalisias dari sebuah judul saja, tidak mengenai isi dari
judul tersebut. Dari judul tersebut terdapat beberapa yang menjadikan pemikiran
kita menjadi tabu dan mungkin juga pemikiran kita menjadi tahu apa yang di
maksud dengan judul tersebut. Banyak persepsi-persepi seperti pada kutipan di
bawah ini
“Sudah terlalu lama saya diminta
untuk melayani hajat ini. Saya tak dapat menolak. Setiap dia menghendaki saya
harus memenuhinya. Saya tak mau ramai-ramai dengan perkara begituan”. (Soim: 2009:177)
Pada kutipan diatas terjadi beberapa persepsi yang
mengundang dalam pemikiran penulis miungkin juga pada seorang pembaca misalkan
pada kata hajat yang beraerti dalam
bahasa Indonesia adalah maksud atau keinginan yang merujuk pada kata begituan persepsi seseorang akan
menimbulkan berbagai pengertian yaitu melakukan suatu perbuatan biasanya pada
kata begituan merujuk pada hubungan antara suammi dengan istri atau hubungan
sex. Di jelaskan jukan pada kutipan diata dengan menggunakan kata tidak mau ramai-ramai yang
mempersepsikan pada sepia tau tidak dengan orang lain.
Namun, dengan keadaan yang berbeda persepsi tersebut
muncul yaitu pada kutipan di atas adalah suruhan seorang istri terhadap
suaminya yang dimana seorang suami tidak ingin keadaan menjadi ramai atau gaduh
dengan keadaan suruhan yang di tujukan pada seorang istri, dengan sambungan pada
kutipan di bawah ini
“ketika tubuh
terasa capai karena musim panas hingga mengeluarkan banyak kkeringat, saya
berusaha menolak perintahnya. Tapi istri saaya bereaksi cukup keras” (Soim: 2009:178)
Pada kutipan di atas persepsi-persepsi semakin
menemukan titik yang sangat terang dimana kutipan di atas menunjuuk pada sebuh
perintah sang tidak di setujui seorang suami yang mungkin mengakibatkan perkelahian
ataupun per cek-cokan antara suami dengan istri.
Persepsi lain menunjuk pada seorang suami yang
mungkinn takut pada istrinya dengan alasan tertentu misalkan
1.
Seorang istri
tersebut galak, mudah marah, atau sensitif
2.
Seorang suami
terlalu lemah sehingga menjadi orang yang harga dirinya di injak-injak oleh
seorang suami
3.
Seorsng suami
memilih untuk mengalah dari pada terjadi perselisihan di dalam rumah tangganya
4.
Seorang suami
pendidikan dan penghasilan di dominasi seorang istri mengakibatkan seorang
suami menjadi seorang pesuruh dan lain-lain
Persepsi-persepsi tersebut menunjukkan pada kutipan
selanjutnya, seperti
“mau
enaknya saja, tukasnya. Aku tambah lebih capek
“mestinya
itu urusanmu. Saya membalas
“malu,
saya membalas pelan”
“begituan
malu. Kasep. Tega-teganya istri di suruh sendirian”
“kebanyakan
perempuan melakukannya sendiri”
“tiap
hari kok melatani melulu dan selalu di bawa suami. Sesekali di atas biar
sedikit leluasa bergerak”
“Sesekali
aku juga perlu istirahat” (Soim: 2009:178)
Pada beberapa kutipan
di atas menunjukkan persepsi yaitu seorang istri terlalu pemarah atau galak
tengan nada keras seperti pada kutipan enaknya
saja seorang istri membentak seorang suami dengan di teruskan kalimat Aku tambah lebih capek menunjukkan juga
bahwa seorang istri adalah pekerja keras dan persepsi lain di tunjukkan pada
kelemahan seorang suami yang di tunjukkan pada kalimat malu, saya membalas pelan mengapa mesti malu terhadap seorang istri
yang notabene adalah seorang perempuan yang dinikahinya yang sah sebaiknya
keadaan tersebut adalah keterbalikan seperti pada kalimat tiap hari kok melatani melulu dan selalu di bawa suami. Sesekali di
atas biar sedikit leluasa bergerak menunjukkan bahwa penyesalan sorang
suami akibat terlalu di atur dan di perbudak oleh istri persepsi-perspsi
tersebut menunjukkan betapa kasiahnnya seorang suami terhadap istri yang
berplikaku individualis dan seenaknya saja, mungkin juga persepsi lain
menunjukkan bahwa seorang isrti mempunyai peranan penting dalam rumah tangga
misalkan anak, pekerjaan, dan lain-lain.
“Katanya
pingin yang cantik?” (Soim:
2009:179)
Pada kutipan di atas menunjukkan persepsi penulis
mungkin juga persepsi pembaca bahwasanyya seorang suami tersebut dalam cerpen
tersebut adalah melakukan apa saja demi mendapatkan istri yang “mungkin”
sempurna. Yang mana pada kutipan di atas di akhiri dengan tanya berarti
menanyakan keinginan seorang suami terhadap istrinya meskipun istri tersebut
ngomel atau ngedumel. Dengan penjelasan kutipan dibawah ini
“Demi istri” (Soim: 2009:179)
Menunjukkan persepsi bahwa kecintaannya pada seorang
istrinya. Perspsi tersebut mengingatkan pada kalimmat demi cinta apapun
dilakukan meskipun mati sekalian, hidup bersama matipun bersama meskipun juda
persepsi tersebut sampai sekarang belum ada yang mempraktikkannya samahalnya
pada kalimat demi cinta dengan demi istri apapun dilakukannya.
Kemudian pada kutipan
“tak
seberapa lama datang seorang lelaki mendekati saya. Dia tersenyum sambil
mendekatkan mulutnya ke telinga saya.
“Jawa, Cina, Madura, nggak
masalah. Yang penting rasanya...lelaki itu berbisik”. (Soim: 2009:179)
Pada kutiapan di atas
terjadi beberapa persepsi antara lain seorang yang baru di kelalnya menawarkan
barang, dan barang itu berbentuk benda hidup atau pun benda mati namun dilihat
dari persepsinya seorang penjual tersebut adalah penjual benda hidup entah itu
etnis Jawa, Cina, dan etnis Madura yang dengan menawarkan dengan cara Dia tersenyum sambil mendekatkan mulutnya ke
telinga saya atau dalam persepsinya adalah berbisik supaya yang lain atau
tidak mendengarnya. Persepsi tersebut menunjuk pada seseorang etnis keturunan
Jawa, Cina, dan etnis Madura seperti di jelaskan pada kutipan di bawah ini
“dijamin
puas, Om. Kulitnya kuning mulus, dan bersih. Montok lagi..., dia merayu kembali
sambil manggut-manggut” (Soim: 2009:180)
Seperti yang di jelaskan di atas bahwasannya
persepsi tersebut adalah seoarng yang mempunyai kulit kuning mulus dan dia
berperawakan montok mungkin juga ia dari Jawa, Cina, dan juga dari Madura dan
juga di jelaskan pada kutipan
“suka njajan di luar ya?”
“kalau yang ada di rumah kan sudah
biasa. Laki-laki tiap hari keluar rumah. Cari selingkuh, katanya enteng” (Soim: 2009:180)
Persepsi tersebut diperjelas pada kutipan di atas
dengan kata njajan yang berarti
sukanya membeli dalam hal ini adalah perempuan dengan di persepsikan lagi
dengan kata selingkuh yang ada pada
kutipan di atas dan semakin jelas pria yang baru di kenalnya adalah orang yang
menawarkan seseorang baik itu Jawa, Cina, maupun Madura yang di pentingkan
adalah rasa dari seseorang tersebut dalam melakukan hubungan.
Dalam beberapa kutipan dari awal sampai pada kutipan
di atas menunjukkan bahwa persepsi yang dituju adalah seorang perempuan yang
menghiraukan dari mana dia berasal entah asalnya dari Jawa, Cina, maupun dari
Madura yang penting dia mempunyai rasa, entah rasa itu pahit, manis, asam hanya
individu yang merasakannaya. Namun cerpen tersebut belum berakhir banyak persepsi-persepsi
yang muncul seperti pada kutipan di bawaha ini
“kata-kata itu pula yang saya
bisikan kepada istri begitu tiba di rumah. Kontan dia membelalak hingga matanya
kelihatan bundar. Kedua pipi saya dipegangnya dan di goncang-goncang” (Soim: 2009:182)
Pada kutipan diatas menunjuk pada persepsi bahwa
seorang suami yang saking cinta dan sayangnya sampai-sampai bercerita sesuatu
hal yang mungkin tidak di lakukan oleh seorang laki-laki lain namun pada tokoh
si suami tersebut malah sebaliknya ia bercerita terhadam istrinya yang
mengakibatkan pipinya digoncang-goncang. Dengan di lanjutkan dengan kutipan
“pakai membanding-bandingkan
dengan Cina dan Madura segala” (Soim: 2009:182)
Persepsi tentang perbandingan di jelaskan pada
kutipan di ata antara Cina maupun Madura terjadi adanya kecemburuan terhadap
suaminya. Berarti dengan tindakan tersebut seorang istri masih mempunyai cinta
kasih terhadap seorang suami bukan hanya disuruh, dimarahi, dibentak seenaknya
sendiri terbukti dengan kutipan diatas. Kemudian pada kutipan
“menurut
juru parkir.........
“mungkin
juga dia tak punya modal” (Soim: 2009:182-184)
Pada kutipan di atas
persepsi menujukkan juga keluguan dan kepercayaan seseorang yangbaru ia temui dan ia tanyai seperti pada kata menurut persepsi lain muncul apakah itu
memang benar-benar terjadi atau fakta atau hanya karangan seorang si juru
parkir dan belum tentu kenyataannya. Pada kutipan di bawah ini sama halnya
dengan kutipan selanjutnya yang membedakannya hanyalah pada tamparan yang tidak
mengenai karena di tahan oleh sang suami
“Dengan cepat tangan kanannya di angkat dan mau di
tamparkan ke mulut saya. Saya dengan sigap menangkap pergelangannya.” (Soim: 2009:185)
Pada kutipan di atas menunjukkan
terjadinya kekeransan yang mungkin kaluau seorang suaminya tidak sigap dengan
keadaan tersebut seorang suami terkena tamparan seorang istri tersebut.
Persepsi tersebut adalah memuncaknya kesabaran seorang istri terhadap suaminya.
Mana mungkin bila seorang itu benar ia melakukan perbuatan yang tidak
menyrnangkan seperti menampar dan lainnya, karena dalam kutipan sebelumnya
istrinya mengungkapkan kata kecemburuannya terhadap suaminya berarti seorang
istri masih sayang terhadap seorang suaminya.
Namun berbeda dengan kutipan di baawah
ini saking mungkin malu dan sayangnya terhadap suaminya seorang istri mendorong
sampai suaminya menabrak kursi seperti
pada kutipan di bawah ini
“Spontan
perempuan itu bangkit dan mendorong saya. Karena tidak siap, saya terdorong ke
belakang dan jatuh ketika menabrak kursi”. (Soim:
2009:186)
Beberapa persepsi-persepsi diatas semuanya meruncing
dengan kutipan di bawah ini
“kue pastel? Katanya sambil
mendongak kearah saya” (Soim: 2009:186)
Persepsi
tersebut adalah seabuah makanan yaitu kue pastel yang mungkin juga penjualnya
adalah seorang Cina dan siapapun penjualnya tidak masalah persepsi lain muncul
untuk Jawa maupun Maduranya adalah kebetulan kebanyakan pedagang yang ada di
daerah sekitar situ adalah seorang Madura yang berdomisili di Jawa.
C.
SIMPULAN
Pada dasarnya persepsi itu muncul karena ada reaksi
si pembaca dengan adanya kalimat-kalimat yang mungkin tabu menjadi persepsi
berikutnya, begitu juga seperti pada kumpulan cerpen yang berjudul Asap Rokok di Jilbab Santi karya M.Soim Anwar penulis akan menganalisis
cerpen yang berjudul Jawa, Cina, Madura,
nggak masalah. Yang penting rasanya dari segi Persepsi di mana proses
diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian. Namun
banyak yang menggunakn kalimat-kalimat yang mungkin tabu namun di kemas dalam
keadaan humor namun mendalam dengan kehidupan rumah tangga sehari-hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar